Flower Boy _ Super Junior

Sabtu, 08 Januari 2011

Cinta Karena Allah


Regina Artelia Saputri itulah namaku. Rere adalah nama panggilanku di sebuah sekolahan swasta islam di kota Yogyakarta. Mungkin bisa di bilang aku adalah murid baru disana karena akupun baru saja dari daerah yaitu Cilacap yang terletak di Provinsi Jawa Tenggah.
Disana banyak sekali kenangan manis tetapi suatu kejadian besar menimpa hidupku dan akupun dengan amat terpaksa untuk meninggalkan kota Cilacap. Aku tak berhasil membangun prestasi disana. kegagalan yang aku terima di sana.
                              “Ayo nak cepat....” Ucap Papaku yang mengajakku untuk segera pergi dari Rumah lama yang sangat aku cintai sejak lahir aku dirumah itu.
                              “Iya pa...” Air matakupun mengalir sangat deras. Papaku mengandeng tanganku
                              “Pa Rere bisa jalan sendiri...”Sambil mengusap air mataku
                              “RERE!!!!!!!!” Ter dengar seperti ada yang memanggil namaku. Aku menoleh ke arah belakang aku melihat Bastian Novandra atau yang akrab di panggil Bian.
                              “Re....”Bian langsung memelukku dengan erat. Aku mencoba menahan air mata ini tapi air matakupun terus mengalir.
                              “Aku pasti akan kangen sekali sama kamu Re” Suara Isakan Bian terdengar di telingaku.
                              “Aku pasti juga bakalan kangen sama kamu”
                              “Ayo Rere” Tutur mamaku
                              “Bi aku harus pergi...” Aku melepaskan pelukannya
                              “Sebelum pergi aku ingin memberikanmu sesuatu” “Ini tolong kamu jaga barang ini dengan baik, aku yakin pasti suatu saat nanti kita pasti akan bertemu lagi” Bian memberikan aku sebuah kalung yang sama persis dengan kalung yang bian pake di lehernya.
                              “Aku titip ini sama kamu juga rawat barang ini baik  - baik” Aku juga memberikan cicin yang persis dengan apa yang aku sekarang pake.
                              Langkah kakiku mulai meninggalkan jejak. Berjalan meninggalkan Bian yang masih berdiri dengan kesedihan. Mobilku mulai melaju meninggalkan rumahku dan bian. Aku duduk termenung di dalam mobil. Perasaanku bercampur aduk menjadi satu.
(Pada Dua hari kemudian)
                              Terik matahari menyinari di kota Yogyakarta. Satu persatu sekolahku kunjungi. Namun ternyata susah bagi murid luar dari kota Yogyakarta untuk masuk ke sekolah negeri. Pada Akhirnya aku masuk ke sekolahan swasta yang terbaik di kota yogyakarta ini.
                              Ini adalah hari pertama ku sekolah di Yogyakarta. Dengan seragam muslim. Jujur saja aku belum terbiasa dengan memakai jilbab ataupun busana muslim.
                              “Cepet nak nanti kkamu bisa terlambat. Ini kan hari pertama kamu bersekolah” Perintah mamaku
                              “Ma nanti yang ngaterin Rere dan Abela biar Fadil saja ya ma”Ucap ka Fadil. Ka Fadil adalah seorang kakak yang bijaksana, tegas, walaupun agak sedikit keras kepala.
                              “Iya Fadil....”Singkat mama
                              “Ayo kak kita berangkat” Ucapku yang baru keluar kamar. Tak tau kenapa semua mata tertuju pada penampilanku.
                              “Kenapa kok ngeliat Rere seperti itu? Rere aneh ya memakai baju ini?” Tanya ku pada kakak, mama,papa, dan Adik Perempuanku
                              “Nggak ada yang aneh kok, kita semua terpesona dengan kecantikanmu” Mama tersenyum padaku
                              “Ma Rere kalo pake jilbab keliatan lebih cantik dan manis ya ma” Ka Fadil memuji kecantikanku karna aku memakai jilbab.
                              “Tapi yang harus Rere inget. Jangan memakai jilbab untuk menutupi sesuatu yang buruk, Paham Re” Papa menasehatiku.
                              “Paham Pa..yah walaupun hari pertama memakai jilbab cukup rumit dan terlihat agak aneh tapi Rere mencobanya pa”Ucapku sambil melontarkan suatu senyuman.
                              “Ya sudah lebih baik kalian cepat berangkat supaya tidak telat”Papa menyuruh kami agar cepat pergi. Sebelum pergi seperti kebiasaan yang sehari – hari kami lakukan yaitu mencium tangan kedua orang tua kami
                              “Assalmualaikum” Pamit kami pada kedua orang tua kami.
                              “Walaikummusalam” Jawab kedua orang tua kami.
                              Perasaan yang masih deg – degan karena harus bertemu dengan teman – teman baru, dan harus bisa beradaptasi dengan lingkungan baru yang nantinya akan ku jalani. Ka Fadil mengantar adekku lalu mengantarkan aku. Sesampainya di sekolah ka Fadil mengantarku ke ruang kepsek(kepala sekolah).
                              “Assalammualaikum” Salam kami pada bapak kepala sekolah.
                              “Walaikum salam” Jawab bapak kepala sekolah itu.
                              “ Ada yang bisa saya bantu?” Tanya bapak kepala sekolah
                              (BERSAMBUNG)

3 komentar:

  1. Kereeen ly ..
    Like aku :)

    untung ga kenyataan yah ..
    kalo kenyataan, moh aku kalo ada acra pisah"an gtuu .. hehe ..

    BalasHapus
  2. sorry blog ini gue yg punya gue pindah ke campus

    BalasHapus